Sabtu, 29 Oktober 2011

KISAH-KISAH AJAIB SEPUTAR MATEMATIKA

Visit netsains.com !

TEORI BELAJAR BERMAKNA AUSUBEL



            Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna (meaningful) jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (dalam Dahar,1988 :142) Menurut Ausubel, Novak,dan Hanesian ada dua jenis belajar:
1.Belajar bermakna (meaningful learning)
2.Belajar menghafal (rote learning)
          Belajar bermakna adalah suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur penertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar .Belajar bermakma terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru dengan konsep yang telah ada sebelumnya.
Bila konsep yang cocok dengan fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut harus dipelajari secara menghafal. Belajar menghafal ini perlu bila seseoarang memperoleh informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang ia ketahiu sebelumnya.
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna.Nasution 1982:158 menyimpulkan kondisi- kondisi belajar bermakna sebagai berikut :
1.Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan- bahan baru dengan bahan- bahan lama.
2.Lebih dahulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal- hal yang lebih terperinci.
3.Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama.
4. Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan.
Selanjutnya dikatakan suatu pembelajaran dikatakan bermakna jika memenuhi prasyarat, yaitu:
1. Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial.Materi dikatakan bermakna secara potensial jika materi itu mempunyai kebermaknaan secara logis dan gagasan yang relevan harus terdapat dalm struktur kognitif siswa.
2. Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga anak tersebut mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna.
Langkah – langkah belajar bermakna Ausubel adalah :
1.    Pengatur awal (advance organizer)
Pengatur awal dapat digunakan untuk membantu mengaitkan konsep yang lama dengan konsep yang baru yang lebih tinggi maknanya.
2.    Diferensiasi Progregsif
Dalam pembelajaran bermakna perlu ada pengembangan dan kolaborasi konsep- konsep. Caranya unsure yang inklusif diperkenalkan terlebih dahulu kemudian baru lebih mendetai
Ausubel (Dahar ,1989 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
a.Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat,
b.Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi   ...pelajaran yang mirip.
c.Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun   telah terjadi lupa.



Visit perkuliahan

Rabu, 19 Oktober 2011




Suatu ketika kita dibingungkan untuk menentukan nilai sinus, cosinus dan tangen dari sudut istimewa yang bukan di kwadran I. Dalam pelajaran trigonometri ada 17 macam sudut istimewa yaitu:
Tentu saja kita akan kesulitan untuk menentukan nilai trigonometri dari semua sudut tersebut. Tapi ada satu cara yang membuatnya menjadi lebih sederhana, eits.. tapi syaratnya kalian harus tahu terlebih dahulu nilai trigonometri dari sudut istimewa dari 0 sampai 90.
Nah sekarang kita akan membuatnya menjadi sederhana dengan klu-klu yang saya berikan yaitu:
  1. Sudut istimewa di kwadran II, III dan IV dapat dimanipulasi dari penambahan atau pengurangan dengan sudut 180 dan 270, sepakat?
  2. OK, berarti intinya kita manipulasi dalam penjumlahan dan pengurang dengan 180 dan 270 dicari yang paling dekat.
  3. Pikirkan nilai trigonometri dari sudut tersebut apakah negatif atau positif dengan aturan seperti pada gambar.
  4. Yang terakhir, jika dihubungkan dengan 180 sin tetap sin, coc tetap cos, sedangkan jika dihubungkan dengan 270 sin jadi coc, dan cos jadi sin.
Sekarang kita lanjutkan ke contoh..
  1. Misalkan kita akan mencari nilai sinus 120.
    1. Maka yang kita pikirkan pertama adalah nilainya positif or negatif, karena di KW II maka sinusnya positif.
    2. Lalu, Karena yang dihubungkan dengan sudut 180, maka sinus tetap sinus.
  2. Trus contoh lagi, carilah nilai cos 240!
    1. Maka yang kita pikirkan pertama adalah nilainya positif or negatif, karena di KW III maka cosinusnya negatif.
    2. Lalu kita bisa menghubungkan dengan 180 atau 270 terserah, tapi disini tak kasih contoh pake dua-duanya.
      1. Kita pake 180 ya,… Tanda jadi minus karena 240 di KW III jadi cosinusnya negatif
      2. Ne kalo pake 270,.. Disini cos jadi sin karena dihubungkan dengan 270. Hasilnya sama bukan

Selasa, 18 Oktober 2011


. Ternyata di jepang ada tiga istilah dalam mengajarkan matematika kepada anak didik di sekolah, yaitu:
  1. tanoshii jugyou (kelas harus menyenangkan)
  2. wakaru ko (anak harus mengerti)
  3. dekiru ko (anak harus bisa)

Metode di atas merangsang anak untuk menemukan jawaban dari suatu masalah dengan cara menghadirkan masalah tersebut dihadapan mereka untuk dianalisis. Sebenarnya dalam metode yang sudah kita kenal adalah Pembelajaran Kontekstual tak ada bedanya dengan cara pembelajarn yang ada di Jepang ini.
Kesulitan yang dialami guru dalam melakukan pembelajaran ala jepang ini adalah harus menghadirkan situasi yang selalu berbeda dalam setiap pertemuan sehingga anak didik tak pernah merasa bosan sedikitpun karena syarat pertama adalah “kelas harus menyenangkan”.
Sebagai contoh:
Kertas berukuran A4 dilipat memanjang sebanyak dua kali, kemudian digunting mengikuti lipatannya sehingga menjadi 4 potongan kertas memanjang. Selanjutnya kertas pertama dilipat melebar 1 kali lalu digunting. Jadi, dengan melipat 1 kali dan menggunting 1 kali, akan dihasilkan 2 potongan kertas baru. Bagaimana kalau dilipat 2 kali, kemudian gunting di lipatan yang terakhir ? Berapa potongan kertas baru yang akan dihasilkan ? Yup, hasilnya 3 potongan kertas baru. Jadi sudah terbentuk deret bilangan 0, 2, 3. Selanjutnya kalau dilipat 3 kali lalu digunting, berapa potongan kertas yang akan dihasilkan ? Sebelum mempraktekkannya, Pak Guru terlebih dahulu menanyai para siswa. Sebagian besar siswa menjawab 5, sebagian yang lain menjawab 6. Mengapa menjawab 5, mengapa menjawab 6, semuanya diminta untuk menjelaskan alasannya. Papan tulis pun penuh dengan coretan dan ilustrasi anak-anak.

Senin, 17 Oktober 2011

METODE PICTURE AND PICTURE

METODE PICTURE AND PICTURE
Langkah-Langkah Dari Metode Ini:
a. guru menyampaikan kompetensi yang akan ingin dicapai
b. menyajikan materi sebagai pengantar
c. guru menunjukan gambar-ganbar kegiatan yang berkaitan dengan materi
d. guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. guru menanyakan alasan pemikiran dari urutan gambar tersebut
f. dari alasan gambar tersebut,guru mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
siswa diajak untuk menyimpulkan materi yang baru saja diterimanya

daftar siswa:

Name kelas
ardianto IX
THANK YOU HTML tutorial
Visit